Anak merupakan aset orang tua yang apabila disia-siakan, maka ia kan menuai penyesalan di hari yang mana penyesalan tidak berguna. Yang ada hanya atsar amal selama di dunia, itu bermanfaat baginya kelak atau tidak sama sekali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih.” (HR. Muslim, no. 1631)
Ciri seorang mukmin yang baik salah, satu di antaranya ialah gemar kembali kepada kebenaran apabila diingatkan, sebagaimana tersurat dalam al-Qur’an,
ﻭَﺫَﻛِّﺮْ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮَﻯ ﺗَﻨْﻔَﻊُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
“Dan tetaplah memberi peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Surat adz-Dzariyat: 55)