Berikut ini adalah prinsip-prinsip dasar aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah karya Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Ia merupakan kaidah-kaidah yang sepatutnya bagi setiap orang yang membaca dan menelaahnya, agar menggigitnya erat-erat dengan gigi geraham. Sebab ia merupakan jalan (menuju) hidayah dan keselamatan serta kebahagiaan di dunia dan akhirat. Karena ia merupakan aqidah generasi salaf dari umat ini -semoga Allah meridhai mereka-. Dan kondisi akhir umat ini tidak akan menjadi baik kecuali dengan apa yang membuat baik kondisi generasi setelahnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ ۖ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Surat al-Baqarah: 137)
Prinsip-prinsip dasar ini merupakan suatu uraian makhtuthah (manuskrip) yang ditulis oleh muhaddits abad ini -yakni Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Beliau mempunyai beberapa komentar padanya. Risalah ini walaupun tidak mencakup seluruh aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah atau aqidah Salafiyyah, hanya saja ia mencakup prinsip-prinsip dasarnya, sebagai lawan dari prinsip -prinsip dasar bid’ah. Berkata Imam al-Barbahari, “Prinsip -prinsip dasar bid’ah itu ada empat; Qadariyah, Jahmiyah, Murji’ah, dan Khawarij.” Saya kira inilah maksud dari penamaan risalah ini dengan Ushulus Sunnah.