Buku Ajaran Madzhab Imam Asy-Syafi’i yang Ditinggalkan dihadapan Anda ini membahas ajaran madzhab Imam Syafi’i yang banyak ditinggalkan oleh orang-orang yang mengaku sebagai pengikutnya di negeri kita tercinta ini. Kalau mereka masih melaksanakan praktik-praktik amalan ibadah yang bertentangan tengan aqidah tauhid serta sunnah nabi, tentunya belumlah pantas mereka mengaku sebagai pengikut Imam Asy-Syafi’i, seorang imam yang dikenal sangat kuat dalam mendakwahkan Tauhid dan Sunnah.
Ajaran Al-Imam Asy-Syafi’i
Sebagian besar masyarakat indonesia mengaku bermadzhab kepada madzhab Al-Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i Rahimahullah, seorang imam yang digelari “Nashirus Sunnah” (Pembela Sunnah-sunnah Nabi), sehingga dalam kitab-kitab beliau seperti kitab Al-Umm dan juga Ar-Risalah nampak sekali sikap pembelaan beliau terhadap sunnah dan bantahan beliau terhadap orang-orang yang meninggalkan sunnah. Demikian juga tidak ditemukan sama sekali bid’ah-bid’ah dalam kitab-kitab beliau sebagaimana dituturkan dalam buku Ajaran Madzhab Imam Asy-Syafi’i yang Ditinggalkan.
Akan tetapi, kita dapati banyak ajaran Al-Imam Asy-Syafi’i yang ditinggalkan oleh sebagian masyarakat kita yang mengaku bermadzhab Syafi’i bahkan fanatik terhadapnya seperti yang disampaikan dalam buku Ajaran Madzhab Imam Asy-Syafi’i yang Ditinggalkan ini. Sebagian dari mereka bahkan terjerumus dalam praktik-praktik ibadah dan juga keyakinan-keyakinan akidah yang bertentangan dengan akidah Al-Imam Asy-Syafi’i.
Apa yang digoreskan oleh penulis dalam buku Ajaran Madzhab Imam Asy-Syafi’i yang Ditinggalkan merupakan usaha kecil untuk mengembalikan sebagian kaum muslimin kepada kemurnian ajaran-ajaran islam yang telah dimiliki dan didakwahkan oleh para ulama, diantaranya Al-Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i. Dengan harapan, penyandaran mereka kepada madzhab Asy-Syafi’i bukan hanya sekadar pengakuan belaka.
Tema dalam buku Ajaran Madzhab Imam Asy-Syafi’i yang Ditinggalkan ini langsung membahas kehidupan beragama masyarakat, sehingga menjadi peluang besar Anda untuk menjadi sarana hidayah bagi orang-orang yang Anda kasihi. Sebagaimana Anda merasa bahagia mendapatkan ilmu dan hidayah, tentu Anda ingin mereka merasakan Kebahagiaan ilmu dan hidayah seperti yg Anda rasakan. Selamat berdakwah.